Definisi
Glomerulonefritis
merupakan penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan proliferasi sel
glomerulus. Peradangan tersebut terutama disebabkan mekanisme imunologis yang
menimbulkan kelainan patologis glomerulus dengan mekanisme yang masih belum
jelas. Pada anak kebanyakan kasus glomerulonefritis akut adalah pasca infeksi,
paling sering infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A. Dari perkembangan
teknik biopsi ginjal per-kutan, pemeriksaan dengan mikroskop elektron dan
imunofluoresen serta pemeriksaan serologis, glomerulonefritis akut pasca
streptokokus telah diketahui sebagai salah satu contoh dari penyakit kompleks
imun. Penyakit ini merupakan contoh klasik sindroma nefritik akut dengan awitan
gross hematuria, edema, hipertensi dan insufisiensi ginjal akut. Walaupun
penyakit ini dapat sembuh sendiri dengan kesembuhan yang sempurna, pada
sebagian kecil kasus dapat terjadi gagal ginjal akut sehingga memerlukan
pemantauan
Patofisiologi
Patogenesis
GNAPS belum diketahui dengan pasti. Faktor genetik diduga berperan dalam
terjadinya penyakit dengan ditemukannya HLA-D dan HLADR. Periode laten antara infeksi streptokokus
dengan kelainan glomerulus menunjukkan proses imunologis memegang peran penting
dalam mekanisme penyakit. Terbentuknya autoantibody terhadap IgG yang telah
berubah tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi,
kemudian mengendap dalam ginjal. Pada
kasus ringan, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya menunjukkan kelainan minimal.
Biasanya terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan
matriks. Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif endokapiler difus
digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi penyakit ini. Bentuk bulan
sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai mulai dari yang halus sampai
kasar yang tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding kapiler.
Manifestasis klinis
Lebih dari 50 % kasus
GNAPS adalah asimtomatik. Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi
saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya
sembab. Periode laten ratarata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau
kulit.10 Hematuria dapat timbul berupa gross hematuria maupun
mikroskopik. Gross hematuria terjadi pada 30-50 % pasien yang dirawat. Variasi
lain yang tidak spesifik bisa dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, nafsu
makan menurun, nyeri kepala, atau lesu
Diagnosis
Kecurigaan
akan adanya GNAPS dicurigai bila dijumpai gejala klinis berupa hematuria nyata
yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut setelah infeksi
streptokokus.Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya
infeksi streptokokus secara Laboratories yang di tandai dengan meningkatnya
ASTO dan rendahnya kadar komplemen C3 mendukung bukti untuk menegakkan
diagnosis.
Diagnosis banding
1. Glomerulonefritis
kronik
2. Nefritis
Ig A
3. Hematuria
berulang ringan
4. Purpura
Henoch-schonlein
Komplikasi
1. Ensefalopati
Hipertensi
2. Gagal
ginjal
3. Edema
paru
4. Payah
jantung
Prognosis
Berbagai faktor
memegang peran dalam menetapkan prognosis GNAPS antara lain umur saat serangan,
derajat berat penyakit, galur streptokukus tertentu, pola serangan sporadik
atau epidemik, tingkat penurunan fungsi ginjal dan gambaran histologis
glomerulus. Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dbanding anak yang lebih
besar atau orang dewasa oleh karena GNAPS pada dewasa sering disertai lesi
nekrotik glomerulus. Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0-7 %.2,21
Melihat GNAPS masih sering dijumpai pada anak, maka penyakit ini harus dicegah
karena berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal.
0 komentar:
Posting Komentar