URETEROLITHIASIS
Definisi
-
Pembentukan batu di ureter (Dorland)
-
Kalkulus atau batu di dalam ureter (Sue
Hinchliff, 1999 Hal 451)
Etiologi
Etiologi pembentukan batu meliputi
idiopatik, gangguan aliran kemih,gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih
oleh mikroorganisme, dehidrasi, benda asing, jaringan mati dan faktor-faktor
lain ).
Batu ureter pada umumnya berasal dari
batu ginjal yang turun ke ureter.Gerakan peristaltik ureter mencoba mendorong
batu ke distal, sehingga akanmenimbulkan kontraksi yang kuat. Batu dapat
terbentuk di seluruh salurankemih, terutama pada tempat-tempat yang sering
mengalami hambatan aliranurin (stasis urin), yaitu pada system kalises ginjal
atau buli buli.
Kecenderungan terjadinya batu menurut
para penyidik mengikuti suatu tata cara tertentu yaitu:1. Adanya supersaturasi
dari zat pembentuk batu.2. Adanya faktor yang menyebabkan kristalisasi zat
tersebut3. Adanya zat yang menyebab kristal berkumpul jadi satu. Dasar
(R.Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
Insidensi
·
Jenis Kelamin : Data menunjukan bahwa batu saluran kencing banyak ditemukan
pada pria.
·
Ras : Batu
saluran kencing banyak ditemukan di Afrika dan Asia sedangkan pada penduduk
Amerika dan Eropa jarang.
·
Keturunan : Ternyata keluarga batu saluran kencing lebih banyak mempunyai
kesempatanuntuk menderita batu saluran kencing dari pada orang lain.
·
Air minum: Memperbanyak diuresis
dengancara banyak minum akan mengurangikemungkinan trebentuknya batu sakuran
kemih, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin
akan meningkat dan akanmempermudah pembentukan batu saluran kemih.
·
Pekerjaan : Pekerja-pekerja yang banyak bergerak misalya buruh dan petani
akanmengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya batu saluran kemih
biladibandingkan dengan pekerja yang lebih banyak duduk.
Patofisiologi
Komposisi
batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat,
oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan
batu idiopatik. Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga
idiopatik; di antaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin
D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiuria
(tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi
kronik yang disebabkan bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi
alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada
artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah (R.
Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
Pada kebanyakan
penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor predisposisi
berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis
merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau
sirkulus visiosus.
Jaringan
abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah
menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor sistosoma kadang berupa nidus
batu (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
Manifestasi Klinis
Gerakan
pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan
kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat
menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal,
dan sampai ke kemaluan.
Batu
yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada
saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada
umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada
di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) serta menimbulkan
obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis (Basuki, 2000 Hal 69).
Tes
Diagnostik
a. Air kemih
1) Mikroskopik endapan
2) Biakan
3) Sensitivitas kuman
b.
Faal ginjal
1) Ureum
2) Kreatinin
3) Elektrolit
c.
Foto polos perut (90% batu kemih radiopak)
d.
Foto pielogram intravena (adanya efek obstruksi)
e.
Ultrasonografi ginjal (hidronefrosis)
f.
Foto kontras spesial
1) Retrograd
2) Perkutan
g.
Analisis biokimia batu
h.
Pemeriksaan kelainan metabolic
Penatalaksanaan
Medik
a.
Medikamentosa
Ditujukan
untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar
spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran
urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu
keluar.
b.
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsi)
Alat
ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun
1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu
buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
c.
Endourologi
1. PNL
(Percutaneous Nephro Litholapaxy) : mengeluarkan batu yang berada di saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi
kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
2. Litotripsi
: memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu
(litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator
Ellik.
3. Ureteroskopi
atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat
keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu,
batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini.
4. Ekstraksi
Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya dengan keranjang Dormia.
d.
Bedah Laparoskopi
Pembedahan
laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara
ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
e.
Bedah terbuka :
1).
Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di saluran ginjal
2).
Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.
3).
Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria
4).
Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra.
Prognosis
Bisa berulang . Karena tergantung dari
banyaknya konsumsi minum air, konsumsi makanan , frekuensi terpaparnya pembentuk batu , dll .
Komplikasi
Hidronephrosis,Hidroureter Pyonephrosis
/ pyelonephritis , serta pyoureter Payah ginjal Urinari vistula Cystitis
Perdarahan
Pencegahan
Pencegahan Pada umumnya : Menghindari
dehidrasi dengan minum cukup air dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3
liter per hari Dietuntuk membentuk zat-zat pembentuk batu Aktifitas harian
cukup Pemberian medikasi mentosa Untuk mengurangi kambuhan : Rendah
proteinRendah oksalat Rendah garam Rendah purin.
0 komentar:
Posting Komentar