Minggu, 23 Maret 2014

URETEROLITHIASIS (Batu Ureter)

Diposting oleh Unknown


URETEROLITHIASIS
Definisi
-          Pembentukan batu di ureter (Dorland)
-          Kalkulus atau batu di dalam ureter (Sue Hinchliff, 1999 Hal 451)



Etiologi
Etiologi pembentukan batu meliputi idiopatik, gangguan aliran kemih,gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme, dehidrasi, benda asing, jaringan mati dan faktor-faktor lain ).
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter.Gerakan peristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga akanmenimbulkan kontraksi yang kuat. Batu dapat terbentuk di seluruh salurankemih, terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliranurin (stasis urin), yaitu pada system kalises ginjal atau buli buli.
Kecenderungan terjadinya batu menurut para penyidik mengikuti suatu tata cara tertentu yaitu:1. Adanya supersaturasi dari zat pembentuk batu.2. Adanya faktor yang menyebabkan kristalisasi zat tersebut3. Adanya zat yang menyebab kristal berkumpul jadi satu. Dasar (R.Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).

Insidensi
·         Jenis Kelamin :      Data menunjukan bahwa batu saluran kencing banyak ditemukan pada pria.
·         Ras :    Batu saluran kencing banyak ditemukan di Afrika dan Asia sedangkan pada penduduk Amerika dan Eropa jarang.
·         Keturunan :     Ternyata keluarga batu saluran kencing lebih banyak mempunyai kesempatanuntuk menderita batu saluran kencing dari pada orang lain.
·         Air minum: Memperbanyak diuresis dengancara banyak minum akan mengurangikemungkinan trebentuknya batu sakuran kemih, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin akan meningkat dan akanmempermudah pembentukan batu saluran kemih.
·         Pekerjaan :       Pekerja-pekerja yang banyak bergerak misalya buruh dan petani akanmengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya batu saluran kemih biladibandingkan dengan pekerja yang lebih banyak duduk.

Patofisiologi
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik. Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik; di antaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor sistosoma kadang berupa nidus batu (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).

Manifestasi Klinis
Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan.
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) serta menimbulkan obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis (Basuki, 2000 Hal 69).

Tes Diagnostik
a. Air kemih
1) Mikroskopik endapan
2) Biakan
3) Sensitivitas kuman
b. Faal ginjal
1) Ureum
2) Kreatinin
3) Elektrolit
c. Foto polos perut (90% batu kemih radiopak)
d. Foto pielogram intravena (adanya efek obstruksi)
e. Ultrasonografi ginjal (hidronefrosis)
f. Foto kontras spesial
1) Retrograd
2) Perkutan
g. Analisis biokimia batu
h. Pemeriksaan kelainan metabolic

Penatalaksanaan Medik
a.       Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
b.      ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

c.       Endourologi
1.      PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) : mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
2.      Litotripsi : memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
3.      Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini.
4.      Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya dengan keranjang Dormia.
d.      Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
e.       Bedah terbuka :
1). Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di saluran ginjal
2). Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.
3). Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria
4). Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra.

Prognosis
Bisa berulang . Karena tergantung dari banyaknya konsumsi minum air, konsumsi makanan , frekuensi terpaparnya pembentuk  batu , dll .

Komplikasi
Hidronephrosis,Hidroureter Pyonephrosis / pyelonephritis , serta pyoureter Payah ginjal Urinari vistula Cystitis Perdarahan

Pencegahan
Pencegahan Pada umumnya : Menghindari dehidrasi dengan minum cukup air dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter per hari Dietuntuk membentuk zat-zat pembentuk batu Aktifitas harian cukup Pemberian medikasi mentosa Untuk mengurangi kambuhan : Rendah proteinRendah oksalat Rendah garam Rendah purin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Medicolicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea